Jumat, 09 September 2011

Personifikasi Kursi Kayu

Kursi adalah benda yang fungsinya untuk tempat duduk. Tetapi fungsi itu menjadi hilang ketika kursi ditumbuhi banyak cendawan di beberapa tempat. Orang pun jijik melihatnya, apalagi menggunakan sebagai tempat duduk.

Itulah makna sederhana yang bisa diambil ketika melihat lukisan berjudul ”Busuk” karya Alexander Ming yang dipamerkan di Gallery Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 28 April-6 Mei lalu. Kursi buatan Ming ini terbuat dari kayu dengan sandaran tangan dan sandaran punggung lebih tebal dibanding bagian alas. Seluruh karya Ming pada pameran ”Siapa Aku” ini mengambil obyek kursi kayu. Tetapi obyek ini bervariasi, ada kursi raksasa, ada kursi mini, ada kursi kecil di tengah-tengah kursi besar, dan ada juga kursi dengan bentuk tidak wajar.

”Ming menghadirkan dan menjadikan kursi sebagai ’aku’, mempresentasikan dirinya sebagai kursi dalam kerangka mengartikulasikan pikirannya. Kursi-kursi Ming telah lama menjadi pertanda dan perlambang berbagai gambaran dan tafsir tentang berbagai citra, citraan, dan media kritik,” kata Kepala TBY, Dyan Anggraini Rais.

Jika tanpa dimaknai, karya Ming yang juga dikenal sebagai kolektor menghadirkan sapu an kuas untuk memperjelas bahwa yang dilukis adalah kayu. Warna yang dipilih pun hanya yang menyerupai warna kayu, semisal kayu jati atau bengkirai. Karena dua jenis kayu ini mampu memberi kesan kokoh pada furniture, khususnya kursi. n HP

2 komentar:

  1. kalo gak da kursi.. pegelll!

    BalasHapus
  2. subhanalloh,, kayu juga bisa memiliki arti dan makna bagi orang yang filosofis

    BalasHapus

Sponsor