Jumat, 09 September 2011

“Kick” untuk Kawan

Menampilkan teknik drawing dengan menggunakan media arang dan pensil, Tomy Aditawa Putra hadir lewat penggambaran figur-figur yang terluka pada pameran “Kick” di galeri Langgeng 29 April-29 Mei. Drawing arang dan pensil sebagai medium alternatif bagi seni dua dimensional memang mulai banyak dilakukan perupa muda, dan mulai diterima oleh pemirsa. Kepopuleran drawing arang di atas kertas dan kanvas bermula ketika secara mengejutkan perupa Pramuhendra menggunakannya sebagai idiom utama.

Walaupun sebelumnya perupa pendahulunya seperti Agus Suwage, Tisna Sanjaya, dan beberapa lainnya pernah juga menampilkan arang. Tetapi untuk pendekatan artistik foto-realisme justru generasi seperti Pramuhendra cukup berani untuk menampilkan drawing arang sebagai medium uatamanya. Seperti halnya juga Tomy.

Tomy lewat Kick seolah melanjut sejarah panjang melukis potret; mulai dari Raden Saleh, Van Gogh hingga Chuck Close dan Agus Suwage di mana perupa tak henti memaknai diri orangorang yang dikenal secara langsung maupun tidak. Menyumbangkan nilai sejarah bagi peradaban masing-masing zamannya.

Menampilkan gambaran perupa-perupa muda kenalannya yang di ‘kick’, bagi Tomy adalah sebuah bentuk penghargaan tersendiri untuk mereka darinya. Menyukai secara pribadi; baik dari segi karya, attitude, sepak terjang, pretasinya adalah alasan subjektif pribadi ketika Tomy melakukannya.

Figur-figur yang di-kick memang tampil dengan penggambaran orang-orang yang tersudut, babak belur. Namun figur-figur terluka itu tidak tergambar dalam kondisi lemah tak berdaya, tapi justu tergambar balik menantang untuk melawan. Inilah nampaknya yang dimaksud pengghargaan Tomy bagi kawan perupa mudanya. Bagi tomy meraka adalah figur-figur yang kuat dan pantang menyerah walau kadang “luka” kerap datang menyergah. n ANH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsor