Minggu, 18 September 2011

Patung-Patung Pembebas

Perupa asal Yogyakarta berpameran di sebuah galeri di kota Bandung. Menurut perupa Aminudin TH Siregar, pameran tersebut digelar sebagai wujud silaturahmi. Kali ini kurator Suwarno Wisetrotomo mengantarkan pameran tunggal pematung Purjito, lulusan Institut Seni Indonesai (ISI) Yogyakarta. Patung-patung Purjito yang dipamerkan pada 3-17 Juni cukup beragam. Tapi, kata Suwarno, kecenderungan bentuk-bentuknya segera mudah dikenali: figuratif, non-representasional, dan kecenderungan realistik.

Patung Berdoa dari kayu sono keling (1989-1990) menghadirkan tubuh pipih yang bermodel relief. Ia mencitrakan dua tangan dengan menatap pada bidang datar dan bentuk wajah seperti totem. Wajah dan kedua tangan dicat berwarna keemasan. Kaki didesain dengan membelah kayu sehingga tampak dua kaki dalam formasi depan-belakang dan kiri-kanan. Meski sederhana, patung ini menunjukkan kematangan Purjito dalam menuangkan gagasannya.

Meski sudah menggelar pameran mulai 1984, sampai kini ia baru menyelenggarkan tiga kali pameran tunggal. Selebihnya pameran bersama di Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Tengah. Tapi, karya-karya patung, relief, dan diorama sudah menghiasai berbagai sudut kota di Indonesia sejak 1984. Pada 1985-1990, ia terlibat dengan proyek-proyek monumen pimpinan pematung senior Edi Soenarso. Karyanya di antaranya Patung ABRI Manunggal, Kodam Siliwangi Bandung, relief dan patung Khairil Anwar di Bekasi, Relief Sejarah Polisi Militer di Jakarta, dan sejumlah karya lainnya telah menenggelamkannya menjadi pematung tangguh. n HM

2 komentar:

Sponsor