Jumat, 09 September 2011

Citra-citra Tak Terduga

Dalam berkarya ia tidak terlalu memikirkan alat dan bahan. Meski menggunakan pensil, ia mampu membuat karyakarya yang penuh dengan citra mengejutkan.

Citra-citra drawing yang terbentuk dari goresan dan arsiran pensilnya beberapa mirip jasad renik, seperti kuman, bakteri, parasit, amuba. Sebagian penuh dengan simbol-simbol bernuansa mistis spiritual yang digarapnya sedemikian rupa. Misalnya, cahaya lilin di kegelapan malam, seberkas cahaya yang jatuh di atas altar, bentuk-bentuk lingkaran, segitiga, esensi dari citra benda-benda.

Tidak sulit baginya mencari ide. Benda-benda di sekitar atau apa saja yang melintasi pikiran dan imajinasinya bisa dijadikan karya. “Yang penting saat berkarya perlu kejujuran dan kesungguhan hati,” ujarnya.

Sebelum melangkah ke drawing, dia pernah suntuk menggarap lukisan bercorak abstrak, ekspresionisme, impresionisme, semi realis, figuratif dengan medium cat air, cat minyak dan akrilik. Meski lukisan-lukisan jenis itu cukup diminati, namun semua itu baginya hanya proses dan tidak terlalu memuaskan batinnya.

“Saya merasa lebih cocok menekuni drawing. Semua teknik melukis yang pernah saya tekuni dulu muncul kembali dalam drawing. Bahkan melalui pensil saya bisa menggali alam bawah sadar. Seringkali pensil bergerak sendiri di luar kontrol kesadaran membentuk citra-citra yang tak terduga,” tuturnya.

Hal itu bisa dinikmati pada 13 judul karya yang dipamerkannya. Misalnya karya “In The Circle” (12 panel) penuh dengan citra-citra renik tak terduga yang mengambang dalam lingkaranlingkaran mandala. Sepintas mirip wujud-wujud renik di bawah mikroskop. Pada karya “Penetrating Space”, dia membuat citra berkas-berkas cahaya yang membeku dan meleleh di atas meja. Permainan gelap terang dan keharmonisan komposisi sangat terasa dalam drawing ini.

Sedangkan karya “Scattered Image II” (4 panel) menunjukkan kemampuannya memainkan gerak bawah sadar sehingga menghasilkan citracitra yang sangat kuat nuansa mistisnya. Secara umum, karya-karyanya memang tak berpretensi apa-apa selain mendedahkan kejujuran dan kepuasan batinnya sebagai pelukis.

Dia lahir di Negara, Bali, 14 April 1972. Tamatan ISI Yogya. Ini merupakan pameran tunggalnya yang kelima sejak 2002. Sejumlah penghargaan telah diraihnya, di antaranya Finalist International Trienale “Print and Drawing” di Bangkok, Thailand, pada tahun 2008. n WS

1 komentar:

Sponsor