Jumat, 09 September 2011

Adam dan Kebangkitan

Tepat tanggal 20 Mei, dalam rangka turut memperingati hari Kebangkitan Nasional Adalam Lay seorang pelukis senior asal Wonosobo menyelengarakan sebuah pameran tunggal dengan tema “Urip Iku Urup”. Pameran tersebut berlangsung di kediamannya di Jl. Mariwati Cipanas-Cianjur, Jawa Barat.

Bagi Adam Lay, pameran ini memiliki arti yang cukup penting. Selain turut memperingati hari kebangkitan Nasional, pameran “Urip Iku Urup” juga merupakan sebuah bentuk pembuktian Adam pada dunia seni rupa tanah air. Adam yang tersohor lewat lukisan kudanya kini memutuskan tidak lagi melibatkan kuda sebagai objek lukisan dalam pamerannya.

Pada pameran ini terlihat keseriusan Adam dalam mengolah objek ke dalam satu tema yang cukup kuat. Hingga di pameran kali ini, karyakarya Adam terasa lebih berbicara. Tidak sekadar memanjakan visual, karya-karya Adam kini bagai ingin mengajak para penikmatnya ke dalam sebuah perenungan.

Perenungan akan permasalahan sosial seputar lingkungan hidup, nasionalisme, hingga permasalahan politik. Meninggalkan kuda, Adam kini tampak lebih memilih objek Cakil dan elang Jawa sebagai tema lukisannya.

Pemilihan tokoh Cakil sebagai subjcet matter dalam karya Adam bukanlah tanpa alasan. Cakil dalam kisah pewayangan dikenal sebagai raksasa penjaga hutan yang mati terbunuh saat tarung melawan Arjuna. Lakon ini dikenal dengan nama Perang Kembang.

Pada lakon ini Adam menangkap adanya ketidakadilan, kenapa Cakil yang hanya melarang Arjuna masuk hutan tanpa alasan yang jelas harus dibunuh. Apakah karena stereotip yang telah melekat pada diri cakil sebagai raksasa buruk rupa, ataukah karena Cakil telanjur dijustifikasi sebagai raksasa jail yang suka membegal.

“Pantas saja bila sering terjadi banjir, lha wong penjaga hutannya dibunuh”, kata Adam.

“Urip Iku Urup”, sebuah filosofi Jawa yang berarti ‘hidup itu harus memberi arti, nyala’. Semoga pameran ini cukup memberi ‘nyala’ pada diri Adam. n DI

4 komentar:

Sponsor